Suport By : RIZKY KOMPUTER Jl. Mastrip Beji Boyolangu Tulungagung Melayani : Pengetikan, Rental, Servis, Scaner, Jual Beli, Shooting & Editing Video HP. 081335991179 (rizky komputer@kendalbulurboyolangu@yahoo.com)

Senin, 15 Februari 2010

UNSUR SENI TEATER

UNSUR SENI TEATER
A. Pelaku
Para aktor dalam sebuah pertunjukkan drama, mempunyai persoalan sendiri dengan penontonnya. Apa ?
Oscar G. Brockett berpendapat, “Masalah yang dihadapi aktor sepenuhnya unik. Ia adalah salah seorang diantara para seniman yang secara asasi tak dapat bekerja terpisah dengan dirinya sendiri, karena karya seninya diciptakan melalui tubuh dan suara jiwa dan hal-hal yang menyangkut soal rohaniahnya.”

Fungsi pelaku
Fungsi pelaku dalam permainan drama sebagai penemu dan penafsiran utama peran dan pewujud tafsir peran

B.Naskah / Lakon Drama
Lakon drama disusun menurut teknik yang berbeda dengan novel atau roman, karena lakon drama harus disusun di bawah syarat-syarat pertunjukkan panggung.
Beda novel dengan lakon drama (naskah drama) adalah sebagai berikut :
- Perbedaan teknik, yang disebabkan oleh perbedaan keperluan.
- Novel terutama untuk dibaca, drama untuk dipertunjukkan, dengan para pemain yang memerankan para pelaku
- Novel menerangkan dan menguraikan, sedangkan drama berdasarkan pada tiruan gerak dan bicara.
- Bentuk sastra drama dan asalnya didasarkan syarat gerak di atas panggung.
Beda penulis drama dengan penyair adalah sebagai berikut :
Ø Pada penyair seluruhnya hanya tergantung pada ekspresi jiwanya sendiri.
Ø Penulis drama, bahasanya harus berupa campuran antara sifat subyektif dan sifat obyektif.
Ø Kata yang dipakai oleh penulis drama harus bersegi dua, harus memberi kebebasan pada para pelakunya berbicara, tetapi di dalamnya juga tergambar pribadi pengarangnya.
Naskah drama isinya percakapan (dialog). Percakapan ini disebut ‘wawancang’. Dan keterangan yang biasanya tertulis di dalam tanda kurung ini disebut ‘kramagung’.
· Wawancang atau dialog biasanya tercetak loas, artinya bukan yang ada dalam kurung. Harus dihafal oleh aktor. Sekaligus menciptakan intonasi yang tepat. Dalam wawancang terkandung semua perasaan : marah, jengkel, bimbang, ringang, sedih, dan seterusnya.
· Kramagung, ibarat perintah yang menyuruh aktor berbuat hal-hal yang lahir. Biasanya dicetak dalam tanda kurung.
Naskah yang baik dapat dikatakan, bila naskah itu karya dengan ide baru,

Fungsi Naskah
Oleh Henning Nelms, fungsi naskah adalah :
a. Mengilhami para interpretative artista
b. Mensuplay kata-kata pada pemeran
Unsur Naskah
Unsur-unsur pokok naskah :
1. T e m a
Ide filsafat yang ada dalam suatu drama disebut tema. Tema ini suatu dasar dimana kesatuan (unity) drama itu tiletakkan.
2. P l o t
Lakon drama yang baik selalu mengandung konflik. Tentunya pertikaian antara pribadi-pribadi berlawanan, pertentangan antara manusia dengan keadaan yang mengelilinya, antara kemauan yang berlawanan, pertentangan antara perasaan-perasaan dan minat-minat, antara manusia melawan kekuatan di luar manusia, melawan nasib atau takdir.
Menurut Hudson, garis lakon (dramatic line) yaitu :
Pertama : Suatu insiden-insiden permulaan.
Kedua : Terjadi penanjakan laku (Rising Action), sebagai tindak lanjut dari insiden permulaan.
Ketiga : Klimaks/kritis, yaitu tangga yang menunjukkan laku yang menanjak ke titik baik.
Keempat : Penurunan laku, penyelesaian atau denoument.
Kelima : Keputusan / katastrope, seluruh konflik-konflik itu diakhiri.
3. S e t t i n g
Penempatan ruang dan waktu yang kita sebut setting, ini sudah termasuk di dalamnya latar belakang pentas.
4. D i a l o g
Dialog adalah merupakan tuntunan dalam seni teater. Dialog-dialog yang dilakukan pemain haruslah mendukung karakter dan melaksanakan plot dari lakon/cerita.
5. Tokoh Cerita
Penggambaran ceritanya direalitaskan oleh pelaku (tokoh cerita). Oleh pengarangnya selalu diberi watak. Sebab perwatakan itu merupakan penampilan keseluruhan.
Tokoh cerita yang terdapat dalam naskah dapat dibagi sebagai berikut :
a. Protagonis : peran utama, yang merupakan pusat/sentral dari cerita
b. Antagonis : peran melawan, dimana dia sering kali menjadi musuh yang menyebabkan konflik terjadi.
c. Tritagonis : peran penengah, bertugas menjadi pendamai atau pengantara protagonis dengan antagonis
d. Peran Pembantu : peran yang tidak secara langsung terlibat dalam konflik yang terjadi, tetapi ia diperlukan dalam menyelesaikan cerita.

B. P e n t a s
Pentas tidak saja berupa panggung yang terdapat dalam sebuah gedung melainkan keseluruhan dari gedung, itulah pentas (baik panggung maupun tempat penonton).
Penata dan Penataan Pentas
Penata pentas adalah seorang yang bergerak di bidang seni visual yang mempunyai kepekaan cita rasa teater.
Komposisi Pentas
Komposisi pentas adalah penyusunan yang berarti dan artistic atas bahan-bahan perlengkapan yang ada pada pentas. Antara lain :
1. tampak wajar.
2. menceritakan suatu kisah
3. menggambarkan suatu emosi
4. memberikan Indikasi hubungan tokoh perwatakan yang satu dengan lainnya.
Selain itu, ada beberapa pedoman yang harus diperhatikan dalam mencapai aspek teknik komposisi, yaitu :
a. Komposisi hendaknya disesuaikan dengan daerah permainan.
b. Ciptakan tata letak bahan-bahannya guna memperoleh gambar yang indah, berarti dan artistic.
c. Cara pengaturan yang ditampilkan harus sanggup menguasai perhatian para penonton.
d. Dalam pengaturan lokasi permainan, hendaknya memperhatikan :
ü Prinsip garis pandang mata
ü Prinsip dinding khayal
ü Prinsip gambar berbingkai
Perlengkapan Pentar (Propertis)
1. Tata Bunyi
Bunyi-bunyian yang terdapat dalam pementasan drama, bertujuan untuk menghidupkan suasana cerita secara kreatifitas.
2. Tata Lampu
Cara pemakaiannya kita harus membedakan antara memerangi dan menyinari. Memerangi adalah cara penggunaan lampu yang hanya sekedar untuk memberi terang. Menyinari adalah cara penggunaan lampu untuk membuat bagian-bagian tertentu dari pentas
3. Tata Dekorasi
Dekorasi adalah pemandangan yang menjadi latar belakang dari sebuah tempat yang digunakan untuk memainkan lakon.
Klasifikasi Dekorasi
1. Ditinjau secara mekanikalnya.
a. Draperies : dekorasi dari bahan yang tak tertulis, yang masih mempertahankan warna-warna aslinya.
b. Dekorasi terlukis : dekorasi ini sering kita lihat dalam pertunjukan-pertunjukan pentas tradisional.
2. Ditinjau dari sudut konstruksi dekorasi terlukis.
a. Flats : Dekorasi berbingkai (seperti bingkai-bingkai lukis) dimana pada kain tersebut dilukisi bentuk-bentuk yang dibutuhkan, misalnya jendela, pintu tiang dan sebagainya.
b. Drops : Dekorasi yang juga terlukis tetapi tidak diberi bingkai, yang biasa di pentas bagian belakang.
c. Plasic pieces : Dekorasi ini dibuat sedemikian rupa, yang berbentuk tiga dimensional.
3. Ditinjau dari sudut struktur setting.
a. Drps dan Wing : Bila sisi/tepi pentas terbuka, sehingga aktor bisa jalan keluar masuk melalui pintu dekorasi.
b. Box : Bila sisi/tepi pentas tertutup, sehingga aktor tidak bisa jalan keluar masuk melalui pintu dekorasi.
4. Ditinjau dari sudut lokasi perwujudannya.
a. Omterrior set : Bila dekorasi yang bersangkutan mempunyai tujuan menggambarkan keadaan di dalam ruangan.
b. Eksterrior set : Bila dekorasi yang bersangkutan mempunyai tujuan menggambarkan keadaan di luar ruangan.
5. Ditinjau dari watak desaign (perencanaannya).
a. Naturalistis : Dekorasi yang menirukan obyek, yang asli, alamiah.
b. Konvensional : Gaya dekorasi yang menirukan konvensi, kebiasaan yang ada yang dilakukan sejak lama dalam teater tradisional.

C. Sutradara
Sutradara adalah pimpinan artistik yang tinggi. Dialah yang menafsirkan naskah untuk diterjemahkan menjadi pertunjukan di pentas.
Fungsi Sutradara :
1. Memilih naskah.
2. Menentukan pokok penafsiran.
3. Memilih pemain.
4. Bekerja dengan staf.
5. Melatih pemain.
6. Mengkoordinasi setiap bagian.
- Memilih naskah.
Pemilihan itu didasarkan atas pertanggung jawaban dari segi falsafi, artistik, etis, dan segi komersial.
- Menentukan pokok penafsiran.
Sebelum memulai pekerjaan , sutradara mengadakan rapat, membicarakan seluk beluk lakon.
- Memilih pemain.
Setelah membagi naskah kepada para pemain maka naskahpun dibaca dan dipelajari.
- Bekerja dengan staf.
Sutradara menentukan siapa-siapa yang duduk dalam stafnya. Yang dipilihnya harus mempunyai pengalaman yang luas, tanpa terikat oleh konsep sutradara.
- Melatih pemain.
Sutradara menentukan hari-hari latihan setelah berbincang-bincang dengan pemain.
- Mengkoordinasi setiap bagian.
Sutradara bukan saja harus berada ditengah-tengah aktor yang berlatih, tetapi ia juga mengkoordinasi segala bentuk pekerjaan, mulai awal sampai akhir
Persyaratan sutradara :
Sebagai seorang sutradara, seniman teater ia dituntut kadar pengetahuannya tentang :
1. Aspek kultural : wawasan masalah kebudayaan.
2. Aspek artistik : wawasan masalah kesenian.
3. Aspek teatral : pengetahuan tentang pentas.
4. Aspek literer : menguasai masalah sastra
Sutradara adalah pemimpin.
Seorang pemimpin layak juga menjadi pengasuh dan pembimbing. Ia adalah guru yang menguasai masalah budaya. dengan terampil.
Langkah penyutradaraan.
Mula-mula ia harus punya naskah sendiri bagian blangko. Kemudian harus mempunyai gambaran mengenai panggung dalam catatan. Disamping hal tersebut diatas, tentunya sutradara sebelum melangkah menuju latihan tidak lupa memilih naskah dulu, menentukan pokok penafsiran, memilih pemain, bekerja dengan staf baru melatih pemain yang disertai dengan mengkoordinasi setiap bagian.

D. Pakaian
Pakaian/kostum/busana pentas yaitu segala sandangan dan perlengkapannya (accessories) yang dikenakan dipentas.
Bagian-bagian kostum pentas :
1. Pakaian dasar.
2. Pakaian kaki.
3. Pakaian tubuh.
4. Pakaian kepala.
5. Perlengkapan pakaian (accessories).
Dimana busana yang bersangkutan harus sanggup mencapai tujuan :
a. Membantu menghidupkan perwatakan pelaku.
b. Mengindividualisasikan peranan.
c. Memberikan fasilitas dan membantu gerak.
E. Kerabat Produksi
1. P r o d u k s e r.
2. S u t r a d a r a.
3. P e n g a r a n g.
4. P e m a i n.
5. Penata pakaian.
6. Penata dekorasi.
7. Penata rias.
8. Penata lampu.
9. Penata musik.
10. Petugas publikasi.
11. Stage manager.
12. Penjual karcis dan pengatur penonton.
F. Penonton
Penonton sebagai apresiator dan penilai drama.
Latar belakang penonton :
a. Penonton peminat.
b. Penonton iseng.
c. Penonton penasaran .
Penonton ingin memperoleh :
1. Kejutan-kejutan.
2. Aktualitas.
3. Penjagaan nilai.
4. Memanfaatkan kekuatan yang ada pada penonton.
5. Rasa percaya terhadap dramanya.
6. Adanya pandangan yang kritis.
Dalam memandng suatu karya seni.
(rizky komputer@kendalbulurboyolangu@yahoo.com)Jl. Mastrip Beji Boyolangu Tulungagung Melayani : Pengetikan, Rental, Servis, Scaner, Jual Beli, Shooting & Editing Video

Tidak ada komentar:

Posting Komentar